Indramayu, 22 September 2024 – Di tengah gemerlap Hari Tani Nasional, sebuah syair terukir dari tanah Desa Tegal Taman, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Syair ini bukan hanya tentang kejayaan para petani, namun juga tentang perjuangan mereka menghadapi pembangunan yang mengancam mata pencaharian mereka.
Kami segenap Pimpinan Redaksi media online dan cetak yang membantu mengawal pemberitaan terkait dengan terisolirnya lahan milik warga desa Tegal Taman Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu, tuliskan tinta hasil karya jurnalistik kami guna tetap perjuangkan hak-hak warga yang terisolir.
Syair ini bergema dari hati para ahli waris lahan yang terisolir akibat pembangunan PT Tesco Indomaritim. Mereka yang dulunya menjejakkan kaki di sawah dan ladang, kini terkurung oleh beton dan pagar pabrik.
Syair Tanah:
Tanahku, tanah airku,
Yang dulu subur dan hijau,
Kini terkurung oleh beton,
Mimpi kami sirna, harapan kami terlunta.
Syair ini juga terukir di hati para jurnalis dari media online yang telah setia mengawal pemberitaan tentang terisolirnya lahan pertanian milik warga Desa Tegal Taman.
Syair Keadilan:
Kami jurnalis, suara rakyat,
Mencatat kisah pilu dan perjuangan,
Menuntut keadilan,
Agar tanah kembali bernyanyi.
Para pemimpin redaksi media online yang telah membantu mengawal pemberitaan ini, juga menyuarakan syair harapan:
Semoga syair ini menjadi lantunan,
Yang menyentuh hati para pemimpin,
Agar keadilan tercipta,
Dan tanah kembali bersemi.
Syair-syair ini menjadi bukti bahwa Hari Tani Nasional bukan hanya tentang merayakan hasil panen, tetapi juga tentang memperjuangkan hak-hak para petani dan menjaga kelestarian tanah air.
[Aswajanews.id]
Artikel Syair Hari Tani Nasional 2024: Suara Tanah dan Keadilan pertama kali tampil pada Majalah Hukum.