Gunungsitoli, KompasNias – Rokok linting alias Tingwe kian banyak diminati masyarakat Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara. Labuhan Angin Tembakau di Jalan Yos Sudarso No 15, kawasan Pelabuhan Angin Gunungsitoli jadi lokasi favorit kawula muda untuk membeli rokok linting.
Tingwe kian populer sejak akhir 2022 di kota ini. Bahkan triwulan pertama tahun 2023, peminat rokok linting tembakau semakin menjamur dan memikat para perokok konvensional buatan pabrik.
Pecinta rokok linting alias Tingwe di Labuhan Angin Tembakau, kata Ridho Zalukhu bukan saja para kawula muda yang sudah usia 18++ melainkan dari berbagai kelas pekerja.
“Ada buruh, serta para pekerja di berbagai sektor seperti karyawan lembaga atau institusi BUMN maupun swasta,” kata Ridho pengelola Labuhan Angin Tembakau.
Sejak melakoni penjualan Tingwe awal Januari 2023 di Kota Gunungsitoli, para peminat belum terlalu ramai. Seiring waktu semakin ramai pembeli dan pecinta Tingwe di kota ini.
Ragam tembakau jadi tawaran khas di toko tersebut, bahkan semua tembakau grade D dan E. Ridho mengaku mengimpor tembakau dari Jawa langsung dari lokasi pabrik yang berada di Kabupaten Malang maupun Kabupaten Sumedang di Jawa Barat.
“Kami menawarkan harga tembakau murah tapi bukan berarti tak berkualitas. Kami mengutamakan kualitas tembakau, dan kami punya semua grade kecuali F, G, dan H,” katanya.
Secara ekonomi kata Ridho Zalukhu, Tingwe sangat menguntungkan pembeli atau pecinta rokok, apalagi di tengah gempuran harga rokok konvesional pabrikan dari berbagai merek yang semakin mahal harganya sejak dua tahun terakhir.
Kenapa Rokok Linting Tembakau Hemat Keuangan? Ridho Zalukhu menjabarkan alasan berbisnis Tingwe tembakau lantaran ingin membantu secara sisi ekonomi agar bisa hemat akan keuangan.
Jelasnya, jika harga rokok konvesional pabrikan misalnya Rp 34 ribu per bungkus dengan isi 16 batang. Sementara harga beli tembakau per satu onz atau 28,35 gram cuma Rp 26 ribu yang menghasilkan 100 batang rokok.
Jika 100 batang dibagi 16 batang menghasilkan 6 bungkus setara rokok konvesional. “Anggap harga total 6 bungkus rokok konvesional Rp 204 ribu, lalu kurangi dengan harga pembelian tembakau linting Rp 26 ribu atau taruh-lah 36 ribu. Jadi peminat rokok itu sudah hemat Rp 160 ribu,” kata Ridho.
“Hemat bukan, apalagi pembelian kedepan tidak lagi alat melainkan tembakau, papers dan filter, yang harganya juga terjangkau,” ungkapnya.
Adapun jadwal buka Labuhan Angin Tembakau setiap Senin-Sabtu mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Menawarkan harga murah untuk pembelian setiap paket Tingwe, lengkap paper, filter dan alat linting dan ragam cita rasa tembaku seperti rokok konvesional.
“Setiap hari buka kecuali hari Minggu,” tuturnya.
Harga Cukai Rokok 2023 Naik 10 Persen.
Pemerintah menetapkan harga cukai rokok nasik 10 persen. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI Askolani.
“Tarif cukai rokok 10 persen di tahun 2023 maupun 2024. Walau nantinya tarif cukai rokok naik untuk tahun depan akan kembali didiskusikan bersama DPR RI saat pembahasan APBN 2024,” katanya di Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Tangerang, bulan Mei lalu.
Pendapatan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dalam catatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 menurun, lantaran pemesanan pita cukai semakin lemah. Ini sejalan dengan data Kementerian Keuangan RI bahwa penerimaan cukai hasil tembakau hingga April 2023 lalu cuma Rp 72,35 triliun.
“Jadi terjadi penurunan sebesar 5,16 persen YoY bila membandingkan periode yang sama di tahun 2022 senilai Rp 76,29 persen,” tutupnya. [*]