Ciamis , Mediasakti.id ,–
Rumah Makan (RM) Mulyasari yang berlokasi di Jalan Raya Kawali, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, kini resmi bertransformasi menjadi kawasan Agrowisata Mulyasari. Perubahan ini ditandai dengan pengembangan kawasan yang tidak hanya fokus pada kuliner, tetapi juga mencakup edukasi pertanian dan wisata alam, menghadirkan konsep menyeluruh yang cocok untuk keluarga, pelajar, maupun wisatawan lokal.
Dengan suasana pedesaan yang asri dan tenang, RM Mulyasari sejak awal dikenal luas berkat konsep saung bambu di atas kolam ikan. Suasana ini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin bersantap sambil menikmati panorama alam yang sejuk dan hijau. Fasilitas lesehan yang luas juga memungkinkan tempat ini digunakan untuk kegiatan rapat, arisan, atau acara keluarga.
Kini, dengan lahan seluas dua hektare, kawasan ini tidak hanya menjadi tempat makan, tapi juga menjadi sarana edukatif yang menghubungkan masyarakat dengan dunia pertanian. Di bawah pengelolaan langsung Asep Rahmat, SH, MM, pemilik sekaligus inisiator kawasan, ditanam berbagai jenis pohon buah dalam jumlah besar. Tercatat, terdapat sekitar 150 pohon jeruk siam, 150 pohon durian Musangking, serta 150 pohon belimbing madu yang semuanya tumbuh subur dan mulai produktif.
Salah satu komoditas unggulan dari kawasan ini adalah belimbing madu. Buah ini menjadi primadona karena pengunjung dapat memetik langsung dari pohonnya, memberikan pengalaman yang unik dan menyenangkan. Menariknya, hasil panen belimbing diolah langsung untuk kebutuhan rumah makan, seperti menjadi bahan jus segar atau es belimbing, sekaligus dipasarkan ke luar daerah.
“Belimbing kami panen seminggu sekali. Sebagian digunakan untuk kebutuhan rumah makan, dan sebagian lagi dipasarkan ke berbagai daerah seperti Cirebon hingga ke sejumlah supermarket. Permintaan cukup tinggi karena kualitasnya sudah dipercaya konsumen,” ujar Asep.
Tak hanya fokus pada pertanian, Agrowisata Mulyasari juga memanfaatkan potensi alam lainnya yang ada di sekitar lokasi, salah satunya Sungai Cisepet. Sungai ini direncanakan akan dikembangkan menjadi wahana arung jeram, yang dapat memberikan pengalaman rekreasi seru bagi pengunjung. Selain itu, kawasan ini juga akan dilengkapi dengan kios oleh-oleh, tempat wisatawan bisa membeli hasil pertanian maupun produk UMKM lokal.
Asep menegaskan bahwa konsep yang dibawa oleh Agrowisata Mulyasari tidak hanya bertujuan sebagai destinasi rekreasi, tetapi juga membawa misi edukatif dan pemberdayaan. “Kami ingin masyarakat, khususnya anak-anak, mengenal lebih dekat dunia pertanian. Sekaligus mendorong agar lahan-lahan di desa bisa dimanfaatkan secara produktif,” tambahnya.
Kehadiran Agrowisata Mulyasari ini disambut baik oleh masyarakat sekitar dan juga Pemerintah Kabupaten Ciamis, mengingat potensi besar daerah sebagai wilayah agraris. Inovasi lokal seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana sektor pertanian dapat dipadukan dengan pariwisata untuk memberikan nilai tambah bagi daerah.
Dengan pendekatan agronomi terpadu, kawasan ini diharapkan mampu menjadi salah satu ikon wisata baru di Ciamis, mengedukasi masyarakat, mendukung ketahanan pangan lokal, sekaligus menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
Sebagai destinasi wisata yang mengedepankan nilai edukasi, Agrowisata Mulyasari menjadi opsi menarik untuk dikunjungi bersama keluarga maupun sebagai lokasi pembelajaran luar kelas bagi sekolah-sekolah yang ingin mengenalkan pertanian secara langsung kepada anak-anak didik mereka.
Dengan segala potensi dan inovasi yang dikembangkan, **Agrowisata Mulyasari siap menjadi magnet baru bagi dunia wisata . ( Dods )
The post Agrowisata Mulyasari, Perpaduan Kuliner dan Edukasi Pertanian di Ciamis appeared first on MediaSakti.